Cinta dan Perkawinan
Yang
pertama disini kita akan membahas tentang cinta. Apa itu cinta?
Seperti
yang kita tahu cinta adalah suatu misteri kehidupan. Cinta itu dapat dating dan
memudar secara tiba-tiba dan cinta tidak dapat bertahan dengan sendirinya. Seseorang
dengan pasangannya harus berusaha mempertahankan perasaan cinta.
Cinta
juga semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya didalam lubuk
hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih indah. Waktu dan
masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya.
Perkawinan
adalah kelanjutan dari cinta. Proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu
mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada maka akan mengurangi kesempatan
untuk mendapatkannya. Ketika kesempurnaan ingin didapatkan, maka sia-sialah
waktu dalam mendapatkan perkawinan tersebut.
A.
Bagaimana
memilih pasangan
Menikah adalah
tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, memilih pasangan hidup juga
merupakan hal yang harus benar-benar diperhatikan. Rasulullah SAW telah memberikan
teladan dan petunjuk tentang cara memilih pasangan hidup yang tepat dan islami.
Insya Allah tips-tips berikut ini akan dapat bermanfaat.
Dalam memilih pasangan
hidup, baik bagi laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki hak untuk memilih
yang paling tepat sebagai pasangannya. Seperti kecocokan, dengan demikian yang
dinamakan Proses memilih pada pihak laki-laki dan perempuan.
Disisi lain bahwa memilih
pasangan hidup dengan mempertimbangkan berbagai sisinya, asalkan pada
pertimbangan-pertimbangan yang wajar serta Islami, keniscayaan hidup dan
representasi kebebasan dari Allah yang Dia karuniakan kepada setiap manusia,
termasuk dalam memilih suami atau istri.
Dan untuk memantapkan
pilihan, terutama dari berbagai alternatif sebaiknya melakukan shalat
istikhorah baik di tengah malam maupun di awalnya, dan lakukan secara
berkali-kali. Jika telah dilakukan berkali-kali maka Kemantapan yang ada yang
insya allah merupakan petunjuk yang boleh diikuti.
Dan disini saya akan memberikan beberapa tips memilih pasangan hidup. Pada dasarnya memilih pasangan
hidup itu berdasarkan tiga kriteria dasar yaitu :
-
Cocok jadi anak dari orangtua kita
Selain
dia sayang dengan kita dia juga harus bisa sayang dengan keluarga kita, bisa
menghormati orang tua kita dan menyayangi kita seperti menyayangi orang tua
kita.
-
Cocok jadi ayah atau ibu dari anak-anak kita
kelak
Biasanya
ciri ini terlihat dari sifat seorang laki-laki yang penyayang terhadap anak
kecil dan pengasih.
-
Cocok jadi suami atau istri kita
Nah
yang terakhir ini dilihat dari ketulusan sayang pasangan kita ini, tergantung
dari kriteria masing-masing perorangan dalam memilih pasangan. Apakah seseorang
tersebut tidak keras terhadap pasangan nya.
B.
Seluk-beluk
hubungan dalam perkawinan
Perkawinan
sebenarnya adalah pertemuan dua orang manusia berlainan jenis, yang diikat oleh
sebuah perjanjian sehingga menyatu secara fisik dalam bentuk pesetubuhan serta
hubungan badan lainnya dan secara batin dalam bentuk ikatan batin untuk
mencapai tujuan perkawinan.
Perkawinan dimulai
dari perjanjian antara calon suami dan calon isteri yang disebut kontrak
perkawinan (akad nikah).
Kontrak ini dilakukan di depan seorang penghulu sebagai pencatat kontrak, mirip
seorang notaris dalam perjanjian biasa, disaksikan paling tidak oleh dua orang
saksi dan pembayaran mas kawin oleh suami kepada isteri dalam jumlah yang disepakati
oleh kedua belah pihak.
Perkawinan dapat
disebut sebagai salah satu lembaga masyarakat yang melahirkan berbagai
hubungan. Pertama adalah hubungan darah kepada anak cucu. Kedua adalah hubungan
semenda kepada keluarga asal kedua belah pihak. Ketiga adalah hubungan
kewarisan. Keempat adalah hubungan hak dan kewajiban. Ini tentu di samping
hubungan ketetanggaan karena sebuah keluarga hidup salam suatu lingkungan
masyarakat. Begitu banyaknya hubungan yang dilahirkan oleh lembaga ini sehingga
memerlukan pengaturan yang rinci dari agama maupun perundang-undangan negara.
C.
Penyesuaian
dan pertumbuhan dalam perkawinan
Perkawinan
tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat
mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak
diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan
dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi
dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam
perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan
serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi yang
diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi
karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada
hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini,
tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada dasarnya,
diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan
diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang
berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.
Banyak yang
bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan
ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga
kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.
D.
Perceraian
dan pernikahan kembali
Kehidupan pernikahan
tentunya tidak akan selamanya berjalan mulus. Ada waktunya Anda dan pasangan
menghadapi berbagai cobaan yang bisa menimbulkan keretakan. Jika bisa melewati
momen tersebut artinya Anda lulus dari ujian yang memang umum dialami
suami-istri. Namun kalau gagal, bukan tidak mungkin pernikahan berakhir cerai.
Hal-hal
yang menyebabkan perceraian dan ketidakbahagaiaan dalam pernikahan ialah karena
banyak orang yang menikahi orang yang salah dengan alasan yang salah. Alasan
yang salah untuk menikah antara lain telah hamil sebelum menikah, pemberontakan
terhadap orangtua, untuk menjadi mandiri atau lepas dari orang tua, pengalihan
dari hubungan yang buruk sebelumnya (diputuskan pasangan kemudian langsung
memutuskan untuk menikah ketika bertemu pasangan baru), memenuhi tuntutan
keluarga dan lingkungan sosial, serta untuk memperoleh dukungan ekonomi. Orang-orang
yang menikah dengan alasan-alasan ini dapat mengakibatkan pernikahannya
berujung pada perceraian ataupun akan merasa tidak bahagia dalam pernikahannya.
Ketidakbahagiaan
dalam pernikahan dan perceraian memberikan dampak yang sangat buruk bagi
anak-anak, orang dewasa dan masyarakat. Stres pernikahan juga berhubungan
dengan manifestasi stres pada orang dewasa termasuk perilaku penyalahgunaan
zat, perilaku kriminal, gangguan makan, psikopatologi, kekerasan dalam rumah
tangga, penurunan produktivitas kerja, depresi, dan bunuh diri.
Perceraian
dan ketidakbahagiaan dalam pernikahan memiliki dampak yang sangat buruk bagi
individu maupun masyarakat. Perceraian tidak hanya mengakibatkan kerugian
material namun juga kerugian mental yang besar bagi individu dan masyarakat.
Oleh karena itu, membentuk suatu pernikahan yang kuat merupakan hal yang sangat
penting. Pernikahan yang stabil dan aman memberikan keuntungan bagi orang
dewasa, anak-anak dan masyarakat.
E.
Single
Life
Pada umumnya kita hidup
didunia ini menginginkan kebahagiaan, baik itu kebahagiaan bersama keluarga
besar maupun bersama keluarga kecil kita sendiri yang akan kita jalani
kedepannya. Karena dari situ sebenarnya bisa diketahui bahwa orang tersebut sukses
dalam mencapai gol dalam hidupnya yaitu lepas dari orang tua, bisa membuat keluarga
kecil bersama istri anak cucunya kelak dan bahagia bersama orang
disekelilingnya.
Beberapa orang beranggapan
bahwa hidup single itu tidak menyenangkan dan hidup jadi tidak berwarna. Tidak
peduli apakah mereka hidup single karena pilihan atau karena belum mendapatkan
jodoh, kesepian seperti menjadi suatu ancaman serius yang bisa merusak
kebahagiaan. Ujung-ujungnya mereka menjadi depresi dan mencari pelarian dari
rasa kesepian itu. Narkoba, kehidupan malam, kumpul kebo, bahkan bunuh diri
biasanya menjadi pelarian yang lazim dilakukan.
Apakah hidup single memang
seburuk itu? Tentu, tidak. Bahagia atau tidak itu sebenarnya dipengaruhi
pikiran kita sendiri. Saat kita mananamkan suatu pemikiran negative pada diri
kita hasilnya pun akan negative dan jika kita menanankan pemikiran positif pada
diri kita tentu hasilnya pun akan positif. Kebahagiaan itu kita sendiri yang
punya. Yang menentukan kamu bisa bahagia atau tidak adalah dirimu sendiri.
Referensi artikel :