Konsep Sehat
Apa itu konsep sehat?
Menurut madya
(2010) dalam shalat jadi obat, konsep sehat adalah konsep yang timbul dari diri
kita sendiri secara sadar mengenai berbagai upaya untuk mendapatkan status
sehat bagi tubuh kita. Konsep sehat ini terkait dengan ketiga komponen yang
saling terkait kesehatan lahir dan kesehatan pikir. Pemahaman konsep sehat ini
juga bisa diartikan sebagai keseimbangan, keserasian, keharmonisan antara faktor
pikir (akal), jiwa (mental/spiritual), dan raga (fisik/lahiriah). Jika ketiga
faktor ini terintegrasi secara baik dan berimbang, kita telah dapat memahami
konsep sehat secara utuh. Konsep sehat inilah yang akan menuntun kita pada pola
atau tata laku sehari-hari yang sehat.
Sejarah Perkembangan
Kesehatan Mental
Zaman dahulu
orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah setan, roh-roh jahat dan
dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam
penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai
besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha melalukan
perbaikan dalam mengatasi orng-orang yg mengalami gangguan mental.
Kesehatan
mental ungkapan ini diciptakan oleh W. Swetster di tahun 1843, dan penuh dengan
konten yang sebenarnya melalui "pribadi" pengalaman berkumpul oleh
ahli asuransi Beers Amerika. Tujuannya adalah untuk memastikan perawatan yang
lebih manusiawi dari sakit mental, cara bagaimana tujuannya ini dilakukan dalam
konteks yang lebih luas melampaui domain perawatan kesehatan tidak bisa disebut
hanya kejiwaan.
Kesehatan
mental mulai berkembang sejak perang dunia ke II .Sejak awal perang dunia ke II
kesehatan mental bukan lagi suatu istilah yang asing bagi orang-orang. Dalam
bidang kesehatan mental kita dapat memahami bahwa gangguan mental itu telah
terjadi sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada upaya-upaya
mengatasinya sejalan dengan peradaban.
Namun seiring
jaman yang semakin maju dan perkembangan ilmu pengetahuan Philippe Pinel di
Perancis dan William Tuke dari Inggris, mengadakan perbaikan dalam
menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya. Ada juga dari tokoh lainnya
yang mempengaruhi perkbngan kesehatan mental:
1. Clifford
Whittingham Beers (1876-1943)
Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun
dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya
perlakuan serta cara penyembuhannya.
2. Dorothea
Dix
Merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha
kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para
penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam
memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara
Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat
disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Ada juga tunjuan mempeljari Kesehatan mental yaitu:
1. Memahami
makna kesehatan mental dan faktor-faktor penyebabnya.
2. Memahami
pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental.
3. Memiliki
kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental
masayarakat.
4. Meningkatkan
kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan mental
masyarakat.
Teori Kepribadian Sehat
a.
Menurut Aliran Psikoanalisa
Bapak psikoanalisis adalah Sigmund
Freud dilahirkan di Moravia tanggal 6 mei 1939 dan meninggal di London
pada tanggal 23 september 1939. Sebagai anak muda Freud bercita-cita ingin
menjadi ahli ilmu pengetahuan tahun 1873 freud masuk ke fakultas kedokteran
Universitas WINA dan tamat pada tahun 1873. Menurut Freud, perilaku manusia
merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia. Tujuan
psikoanalisis dari Freud adalah membawa ketingkat kesadaran mengenai ingatan
atau pikiran yang ditekan, diasumsi sebagai sumber perilaku yang tidak normal
dari pasiennya.
Psikoanalisi merupakan bentuk utama
psikoterapi. Pasien tiduran di kursi panjang dan tidak bertatap muka dengan
terapis. Pasien menghadapi pikiran dan perasaan sendiri dan pasien
memproyeksikan pikiran dan perasaannya. Pasien mengalami perasaan dan emosinya
sendiri bersamaan dan pasien mensubjektifkan perasaan pada hal dalam ego
pengamatan sendiri.
Tahun 1895 Freud dan Breuer “Studies
on hysteria” dipandang sebagai permulaan. Tahun 1901 Freud mempublikasikan
bukunya “The Psychopathology of everyday life” yang berisi deskripsi
yang sekarang di kenal dengan Freudian slip kehidupan sehari-hari baik orang
yang normal maupun orang yang neurotik keadaan tidak sadar.
1.
Psikoanalisa
Psikoanalisa adalah cabang ilmu yang
di kembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai stugi fungsi dan
perilaku psikologis manusia. Kepribadian Sehat menurut Psikoanalisa :
a)
Ada pada alam pikiran tidak sadar dan
kreativitas sebagai kompensasi untuk masa anak
b)
Individu bersifat egois , tidak bermoral dan
tidak mau tahu kenyataan
c)
Manusia sebagai ho,o valens dengan berbagai
dorongan dan keinginan
d)
Motif-morif dan konflik tak sadar adalah sentral
dalam tingkah laku sekarang
e)
Manusia di dorong oleh dorongan seksual
agresif
b.
Menurut Aliran Behaviorisme
Aliran
ini memandang manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang dapat dikendalikan
perilakunya melalui suatu pelaziman (conditioning). Sikap yang diinginkan
dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive behaviour atau perilaku
menyimpang.
Prinsip
dasar behaviorisme:
1.
Perilaku nyata dan terukur memiliki makna
tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
2. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki
bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
3.
Penganjur utama adalah Watson : overt,
observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi
yang benar.
4. Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang
ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang
lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi
tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga,
meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
5. Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya
yang terkontrol dan bersifat positivistic dalam perkembangan ilmu psikologi.
c. Menurut
Aliran Humanistik
Aliran ini memandang setieap orang
mempunyai kemampuan untuk menjadi lebih baik dan memiliki pandangan optimistic
dan bisa maju (berkembang), seperti misalnya:
1.
Memiliki pandangan yang segar tentang manusia
2. Melihat potensi diri individu untuk tumbuh
berkembang sesuai keinginan untuk lebih baik atau lebih banyak dari pada apa
yang ada di dalam diri individu itu sendiri
Aliran ini sangat berbeda dengan
psikoanalisa dan behavoiristik yang mengabaikan potensi diri pada individu.
DAFTAR PUSTAKA
Wratsongko, Madya. (2010). Shalat jadi obat. Jakarta: Garamedia.
Emiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta:
Kanisius.
Budiarto, Eko., Dewi, Anggraeni. (2001). Pengantar Epidemologi, E2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Suprapti, Slamet. I.S dan Sumarmo, Markam. (2003). Psikologi Klinis. Jakarta: Universitas Indonesia.
Hall, Calvin. S
dan Gardner, Lindzey. (1993). Teori-Teori
Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius.
Schultz, Duane. (1991).
Psikologi Pertumbuhan: Model-Model
Kepribadian Sehat. Jogjakarta: Kanisius.