1.
Pengertian Motivasi
Menurut Wikipedia, motivasi adalah proses yang
menjelaskan intensitas, arah, dan
ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.
Menurut Anton Irianto, motivasi adalah sesuatu yang
menggerakkan atau mendorong seseorang atau kelompok orang, untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu.
Menurut Uno (2007) dalam buku pendidikan dalam
keperawatan, motivasi adalah sebagian kondisi internal yang membangkitkan kita
untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu dan membuat kita tetap
tertarik dalam kegiatan tertentu.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah sesuatu yang dapat membuat seseorang bertindak dan berinteraksi
dengan situasi yang dihadapi.
2.
Teori drive reinforcement dan implikasi praktisnya
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan
akibat dari perilaku dengan pemberian konpensasi. Misalnya promosi seorang
karyawan itu tergantung dari prestasi yang selalu dapat dipertahankan. Sifat
ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian
yang mengikuti perilaku tersebut. Teori pengukuhan ini terdiri dari dua jenis,
yaitu:
a.
Pengukuhan
Positif (Positive Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku,
terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.
b.
Pengukuhan
Negatif (Negative Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku,
terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.
3.
Teori harapan dan implikasi praktisnya
Nadler dan Lawler (1976) atas teori harapan
menyarankan beberapa cara tertentu yang memungkinkan manejer dan organisasi
menangani urusan mereka untuk memperoleh motivasi maksimal dari pegawai:
a. Pastikan jenis hasil atau ganjaran yang
mempunyai nilai bagi pegawai
b. Definisikan secara cermat, dalam bentuk
perilaku yang dapat diamati dan diukur, apa yang dinginkan dari pegawai
c. Pastikan bahwa hasil tersebut dapat dicapai
oleh pegawai
d. Kaitkan hasil yang dinginkan dengan tingkat
kinerja yang di inginkan
e. Pastikan bahwa ganjaran cukup besar untuk
memotivasi perilaku yang penting
f.
Orang
berkinerja tinggi harus menerima lebih banyak ganjaran yang diinginkan daripada
orang yang berkinerja rendah.
Teori
harapan ini didasarkan atas:
a. Harapan (Expectancy), adalah suatu kesempatan
yang diberikan akan terjadi karena perilaku.
b. Nilai (Valence) adalah akibat dari perilaku
tertentu mempunyai nilai/martabat tertentu (daya/nilai motivasi) bagi setiap
individu yang bersangkutan.
c. Pertautan (Instrumentality) adalah persepsi
dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat
kedua.
Contoh Kasus: Seorang karyawan pada
bagian/divisi penjualan berupaya meraih target penjualan tertentu untuk
mendapatkan bonus berupa liburan ke luar negeri. Dalam teori harapan, karyawan
tersebut berusaha mendapatkan kesempatan untuk memenuhi target karena ingin
pergi ke luar negeri.
4.
Teori tujuan dan implikasi praktisnya
Teori ini
menyatakan bahwa mencapai tujuan adalah sebuah motivator. Hampir setiap orang
menyukai kepuasan kerja karena mencapai sebuah tujuan spesifik. Saat seseorang
menentukan tujuan yang jelas, kinerja biasanya meningkat sebab:
a. Dia akan berorientasi pada hal hal yang
diperlukan
b. Dia akan berusaha keras mencapai tujuan
tersebut
c. Tugas tugas sebisa mungkin akan diselesaikan
d. Semua jalan untuk mencapai tujuan pasti ditempuh
Teori ini
mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan
pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi
jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan
Goal Setting (penetapan tujuan).
5.
Teori hierarki kebutuhan Maslow
a. Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri
dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka
adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua kebutuhan,
fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
b. Kebutuhan Keamanan
Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan
tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi
aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan mereka kebutuhan
kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur sosial
(seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa tidak
aman dan perlu aman.
c. Kebutuhan Cinta
Sayang dan kepemilikan, ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis
puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat
muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian
dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan
memberikan rasa memiliki.
d. Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi,
kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga
diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki
kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat
dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan
berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa
rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi,
maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow
menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan
apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman
harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka
merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang
sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai
atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang
itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika
ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Teori hierarki kebutuhan sering
digambarkan sebagai piramida, lebih besar tingkat bawah mewakili
kebutuhan yang lebih rendah, dan titik atas mewakili kebutuhan aktualisasi
diri.
6.
Kebutuhan
yang relevan dengan perilaku dalam organisasi
Kebutuhan aktualisasi diri, Maslow ingin di
akuin oleh orang lain dalam organisasi yang ia geluti.
Daftar Pustaka
Irianto, Anton.
(2005). Born to win. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Ferry, Nursalam.
(2012). Pendidikan dalam keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.