Selasa, 25 Maret 2014

Kesehatan Mental (minggu 1)

Konsep Sehat
Apa itu konsep sehat?
Menurut madya (2010) dalam shalat jadi obat, konsep sehat adalah konsep yang timbul dari diri kita sendiri secara sadar mengenai berbagai upaya untuk mendapatkan status sehat bagi tubuh kita. Konsep sehat ini terkait dengan ketiga komponen yang saling terkait kesehatan lahir dan kesehatan pikir. Pemahaman konsep sehat ini juga bisa diartikan sebagai keseimbangan, keserasian, keharmonisan antara faktor pikir (akal), jiwa (mental/spiritual), dan raga (fisik/lahiriah). Jika ketiga faktor ini terintegrasi secara baik dan berimbang, kita telah dapat memahami konsep sehat secara utuh. Konsep sehat inilah yang akan menuntun kita pada pola atau tata laku sehari-hari yang sehat.

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Zaman dahulu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah setan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha melalukan perbaikan dalam mengatasi orng-orang yg mengalami gangguan mental.
Kesehatan mental ungkapan ini diciptakan oleh W. Swetster di tahun 1843, dan penuh dengan konten yang sebenarnya melalui "pribadi" pengalaman berkumpul oleh ahli asuransi Beers Amerika. Tujuannya adalah untuk memastikan perawatan yang lebih manusiawi dari sakit mental, cara bagaimana tujuannya ini dilakukan dalam konteks yang lebih luas melampaui domain perawatan kesehatan tidak bisa disebut hanya kejiwaan.
Kesehatan mental mulai berkembang sejak perang dunia ke II .Sejak awal perang dunia ke II kesehatan mental bukan lagi suatu istilah yang asing bagi orang-orang. Dalam bidang kesehatan mental kita dapat memahami bahwa gangguan mental itu telah terjadi sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada upaya-upaya mengatasinya sejalan dengan peradaban.
Namun seiring jaman yang semakin maju dan perkembangan ilmu pengetahuan Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris, mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya. Ada juga dari tokoh lainnya yang mempengaruhi perkbngan kesehatan mental:
1.    Clifford Whittingham Beers (1876-1943)
Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhannya.
2.    Dorothea Dix
Merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Ada juga tunjuan mempeljari Kesehatan mental yaitu:
1.    Memahami makna kesehatan mental dan faktor-faktor penyebabnya.
2.    Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental.
3. Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental masayarakat.
4. Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan mental masyarakat.

Teori Kepribadian Sehat
a.    Menurut Aliran Psikoanalisa
Bapak psikoanalisis adalah Sigmund Freud dilahirkan di Moravia tanggal 6 mei 1939 dan meninggal di London pada tanggal 23 september 1939. Sebagai anak muda Freud bercita-cita ingin menjadi ahli ilmu pengetahuan tahun 1873 freud masuk ke fakultas kedokteran Universitas WINA dan tamat pada tahun 1873. Menurut Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia. Tujuan psikoanalisis dari Freud adalah membawa ketingkat kesadaran mengenai ingatan atau pikiran yang ditekan, diasumsi sebagai sumber perilaku yang tidak normal dari pasiennya.
Psikoanalisi merupakan bentuk utama psikoterapi. Pasien tiduran di kursi panjang dan tidak bertatap muka dengan terapis. Pasien menghadapi pikiran dan perasaan sendiri dan pasien memproyeksikan pikiran dan perasaannya. Pasien mengalami perasaan dan emosinya sendiri bersamaan dan pasien mensubjektifkan perasaan pada hal dalam ego pengamatan sendiri.
Tahun 1895 Freud dan Breuer “Studies on hysteria” dipandang sebagai permulaan. Tahun 1901 Freud mempublikasikan bukunya “The Psychopathology of everyday life” yang berisi deskripsi yang sekarang di kenal dengan Freudian slip kehidupan sehari-hari baik orang yang normal maupun orang yang neurotik keadaan tidak sadar.
1.    Psikoanalisa
Psikoanalisa adalah cabang ilmu yang di kembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai stugi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Kepribadian Sehat menurut Psikoanalisa :
a)    Ada pada alam pikiran tidak sadar dan kreativitas sebagai kompensasi untuk masa anak
b)   Individu bersifat egois , tidak bermoral dan tidak mau tahu kenyataan
c)    Manusia sebagai ho,o valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
d)   Motif-morif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
e)    Manusia di dorong oleh dorongan seksual agresif 
b.    Menurut Aliran Behaviorisme
     Aliran ini memandang manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman (conditioning). Sikap yang diinginkan dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive behaviour atau perilaku menyimpang.
          Prinsip dasar behaviorisme:
1.    Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
2.  Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
3.    Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
4.  Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
5.  Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistic dalam perkembangan ilmu psikologi.
c.    Menurut Aliran Humanistik
Aliran ini memandang setieap orang mempunyai kemampuan untuk menjadi lebih baik dan memiliki pandangan optimistic dan bisa maju (berkembang), seperti misalnya:
1.    Memiliki pandangan yang segar tentang manusia
2.  Melihat potensi diri individu untuk tumbuh berkembang sesuai keinginan untuk lebih baik atau lebih banyak dari pada apa yang ada di dalam diri individu itu sendiri
Aliran ini sangat berbeda dengan psikoanalisa dan behavoiristik yang mengabaikan potensi diri pada individu.

DAFTAR PUSTAKA
Wratsongko, Madya. (2010). Shalat jadi obat. Jakarta: Garamedia.
Emiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius.
Budiarto, Eko., Dewi, Anggraeni. (2001). Pengantar Epidemologi, E2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Suprapti, Slamet. I.S dan Sumarmo, Markam. (2003). Psikologi Klinis. Jakarta: Universitas Indonesia.
Hall, Calvin. S dan Gardner, Lindzey. (1993). Teori-Teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius.
Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat. Jogjakarta: Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar