Penyesuaian
diri dan Pertumbuhan
A.
Pengertian dan Konsep Penyesuaian diri
Manusia sejatinya dilahirkan akan
berhadapan dengan lingkungan yang membuatnya harus bisa dapat menyesuaikan
diri, manusia pada awalnya melakukan penyesuaian fisiologis tetapi
dengan seiringnya berkembangnya manusia, manusia tidak hanya harus bisa
beradaptasi dengan lingkungan saja atau fisiologisnya saja tapi harus bisa
menyesuaikan diri secara psikologis.
Penyesuaian
diri menurut Hurlock (1991) didefinisikan sebagai interaksi kontinyu antara
diri individu dengan orang lain dan dengan dunia luar. Penyesuaian
diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment
atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau
dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi
(adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konfornitas (conformity), dan
penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery).
Penyesuaian diri merupakan salah satu
persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak
individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam
hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan
kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak
jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan
oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh
tekanan.
Dari
pendapat para ahli di atas, dapat di simpulkan bahwa penyesuaian diri adalah kemampuan
individu dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidupnya, untuk mempertemukan
tuntutan diri dan lingkungan agar tercapai keadaan atau tujuan yang diharapkan
oleh diri sendiri dan lingkungannya.
1.
Aspek-aspek
Penyesuaian Diri
Pada dasarnya penyesuaian diri memiliki
dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Untuk lebih
jelasnya kedua aspek tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
-
Penyesuaian
Pribadi
Penyesuaian
pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga
tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia
menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya
dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut.
Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari
dari kenyataan atau tanggungjawab, dongkol. kecewa, atau tidak percaya
pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya
kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak
puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
Sebaliknya
kegagalan penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan,
ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya
gap antara individu dengan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Gap inilah
yang menjadi sumber terjadinya konflik yang kemudian terwujud dalam rasa takut
dan kecemasan, sehingga untuk meredakannya individu harus melakukan penyesuaian
diri.
-
Penyesuaian
Sosial
Setiap iindividu hidup di dalam
masyarakat. Di dalam masyarakat tersebut terdapat proses saling
mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu
pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan
nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi
persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Dalam bidang ilmu psikologi
sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial
terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi
dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan
masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau
masyarakat luas secara umum. Dalam hal ini individu dan masyarakat sebenarnya
sama-sama memberikan dampak bagi komunitas. Individu menyerap berbagai
informasi, budaya dan adat istiadat yang ada, sementara komunitas
(masyarakat) diperkaya oleh eksistensi atau karya yang diberikan oleh sang
individu.
Kedua
hal tersebut merupakan proses pertumbuhan kemampuan individu dalam rangka
penyesuaian sosial untuk menahan dan mengendalikan diri. Pertumbuhan
kemampuan ketika mengalami proses penyesuaian sosial, berfungsi seperti
pengawas yang mengatur kehidupan sosial dan kejiwaan. Boleh jadi hal inilah
yang dikatakan Freud sebagai hati nurani (super ego), yang berusaha
mengendalikan kehidupan individu dari segi penerimaan dan kerelaannya terhadap
beberapa pola perilaku yang disukai dan diterima oleh masyarakat, serta menolak
dan menjauhi hal-hal yang tidak diterima oleh masyarakat.
B.
Pengertian Pertumbuhan Personal, meliputi :
Manusia merupakan makhluk individu.
Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik
dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa
individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang
khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta
pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta
langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan
melalui proses yang panjang.
Setiap individu memiliki naluri yang
secara tidak langsung individu dapat memperhatikan hal-hal yang berada
disekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu
berada di dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang
berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh
dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang
tidak disiplin yang dalam menerapkan aturan-aturannya maka lama-kelamaan pasti
akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang tidak
disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di
lingkup keluarga yang cuek maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi
yang cuek.
1.
Penekanan Pertumbuhan diri
Pemakaian baik dan buruk menempatkan seorang
psikolog dalam ilmu kesehatan mental dalam posisi untuk membuat penilaian
terhadap tingkah laku yang sebenarnya diharapkan tidak dilakukan oleh seorang
ilmuwan. Tetapi dapat dikemukakan di sini bahwa keputusan untuk menilai bukan
sesuatu yang khas bagi bidang ilmu moral atau etika.
2.
Variasi dalam Pertumbuhan
Dalam
variasi pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam
melakukan penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia, pertumbuhan fisik,
maupun sosial nya. Mengapa? karena terkadang terdapat rintangan-rintangan yang
menyebabkan ketidak berhasilan individu dalam melakukan penyesuaian, baik
rintangan itu dari dalam diri atau dari luar diri.
3.
Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi
jasmani seperti pembawa atau konstitusi fisik dan tempramen sebagai
disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan
erat dengan susunan atau konstitusi tubuh, kondisi jasmani dan kondisi
pertumbuhan fisik memang sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat
menyesuaikan diri nya.
Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan personal :
-
Faktor biologis
Karakteristik
anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis
yang sangat kental.
-
Faktor geografis
Faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan
menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
-
Faktor budaya
Tidak
di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang,
tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki
kepribadian yang sama juga.
Selain
itu, ada satu hal yang tidak kalah penting berkaitan dengan penyesuaian diri
dan pertumbuhan personal adalah komunikasi. Dengan kemampuan komunikasi yang
baik maka penyesuaian diri dan pertumbuhan personal seseorang juga akan
berjalan baik.
Referensi
:
Hurlock,
Elizabeth B. 1997. Psikologi Perkembangan. Edisi Kedua. Jakarta:PT Gelora
Suryabrata,
Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Basuki,
Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar