Jumat, 12 Oktober 2012

Tugas minggu ke-3


Awas! “Internet Addiction Disorder” Mengintai Anda

            Teknologi internet memang suatu hal yang mengasyikkan. Hampir sebagian besar orang mungkin tak terlepas dari kecanduan untuk berkegiatan di dunia virtual ini, termasuk mengecek email, mengupdate status di jejaring sosial,browsing dan sebagainnya. Namun hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan jiwa apabila penggunaan internet ini sudah menjadi sebuah kebiasaan yang tidak wajar yang dikenal dengan istilah Internet Addiction Disorder (IAD) .
            IAD merupakan gejala kecanduan dimana seseorang memiliki kecenderungan berulang-ulang pada kegiatan pemanfaatan teknologi internet. Orzack (1999) dikutip dalam Mukodim (2004) mendefinisikan IAD sebagai kelainan yang muncul pada orang yang merasa bahwa dunia maya (virtual reality) pada layer komputernya lebih menarik daripada dunia kenyataannya sehari-hari.
            Penggunaan internet yang berlebih ini bisa mengganggu kehidupan sosial, pekerjaan, dan tugas lainnya. Gangguan ini memang masih belum masuk dalam kategori DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders ) IV namun telah diakui sebagai gangguan oleh American Psychological Association. Beberapa dampak yang terlihat akibat IAD yaitu kecenderungan seseorang untuk lebih memilih bertemu secara online ketimbang pertemuan fisik dan lambat laun hal ini bisa berdampak pada gangguan secara sosial. Beberapa gejala lain yang menyertai adalah kurang tidur, letih, penurunan performa kerja dan apatis.
            Kimberley S. Young dari Universitas Pittsburg melakukan penelitian terhadap internet addiction sebagai gangguan klinis emergensi yang baru. Young menyatakan bahwa sebagian besar kelompok yang tergantung pada penggunaan internet lebih banyak menghabiskan waktunya melalui fasilitas chat room dan hanya dua persen yang menggunakan fasilitas pencarian informasi melalui internet. Penelitiannya juga menunjukkan adanya dampak IAD terhadap akademis, relasi, keuangan, pekerjaan dan kondisi fisik tubuh.
            Beberapa pedoman diagnosis adanya IAD adalah pasien harus memenuhi semua kriteria A dan minimal satu dari kriteria B. Kriteria A adalah (1) memiliki preokupasi (kecenderungan berulang) berlebih terhadap penggunaan internet (selalu berpikir pada penggunaan internet yang sebelum dan yang akan dilakukan selanjutnya); (2) membutuhkan waktu yang sangat lama untuk merasa kepuasan dalam memanfaatkan internet; (3) tidak mampu untuk menghentikan keinginan penggunaan internet; (4) biasanya disertai kurang istirahat, moody, dan depresi; (5) bertahan online lebih lama dari waktu yang diniatkan. Sedangkan yang termasuk kriteria B yaitu (1) beresiko kehilangan relasi, pekerjaan dan pendidikan akibat penggunaan internet yang berlebih; (2) berbohong kepada anggota keluarga, terapis agar bisa melibatkan diri lagi untuk menggunakan internet: (3) menggunakan internet untuk melampiaskan perasaan seperti cemas, depresi, dan rasa bersalah.
            Penderita IAD ini bisa diterapi dengan obat-obatan seperti anti depresan atau anti cemas. Selain itu bisa bergabung dalam grup pemulihan kecanduan, serta adanya intervensi psikologis salah satunya adalah  terapi sosial,  dan terapi keluarga. Bagi kelompok yang beresiko terjadinya IAD, sebaiknya mampu memilah penggunaan internet sesuai dengan kebutuhan dan tetap melakukan aktivitas sosial diluar aktivitas virtual.

Sumber
Mukodim D. dkk. 2004. Peranan Kesepian dan Kecenderungan Internet Addiction Disorder (IAD) terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Universitas Gunadarma.Proceeding Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2004).
Young. K. S. Internet Addiction: The Emergence of A New Clinical Dissorder. Cyber Psychology and Behavior, Vol. 1 No. 3., pages 237-244.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar