Carl
Rogers : Perkembangan Kepribadian
Rogers tidak membahas teori pertumbuhan
dan perkembangan dan tidak melakukan riset jangka panjang yang mempelajari
hubungan anak dengan orangtuanya. Namun ia yakin adanya kekuatan tumbuh pada
semua orang yang secara alami mendorong proses organism menjadi semakin
kompleks, ekspansi, otonom, sosial dan secara keseluruhan semakin aktualisasi
diri. Struktur self menjadi bagian terpisah dari medan fenomena dan semakin
kompleks. Self berkembang secara utuh keseluruhan, menyentuh semua
bagian-bagiannya. Berkembangnya self diikuti oleh kebutuhan penerimaan positif
dan penyaringan tingkah laku yang disadari agar tetap konruen dengan struktur
self.
Contoh sederhana dapat dilihat sebagai
berikut : seorang gadis kecil yang memiliki konsep diri bahwa ia seorang gadis
yang baik, sangat dicintai oleh orangtuanya dan yang terpesona dengan kereta
api kemudian menungkapkan pada orang tuanya bahwa ia ingin menjadi insinyur
mesin dan akhirnya menjadi kepala stasiun kereta api. Orang tua gadis tersebut
sangat tradisional, bahkan tidak mengijikan ia untuk memilih pekerjaan yang
diperutukan laki-laki. Hasilnya gadis kecil itu mengubah konsep dirinya. Dia
memutuskan bahwa dia adalah gadis yang “tidak baik” karena tidak mau menuruti
keinginan orang tuanya. Dia berfikir bahwa orang tuanya tidak menyukainya atau
mungkin dia memutuskan bahwa dia tidak tertarik pada pekerjaan itu selamanya.
Beberapa pilihan sebelumnya akan
mengubah realitas seorang anak karena ia tidak buruk dan orangtuanya sangat
menyukai dia dan dia ingin menjadi insinyur. Self image dia akan keluar dari
tahapan pengalaman aktualnya. Rogers berkata jika gadis tersebut menyangkal
nilai-nilai kebenarannya dengan membuat pilihan yang ketiga – menyerah dari
ketertarikannya – dan jika ia meneruskan sesuatu sebagai niali yang di tolak
oleh orang lain, dirinya akan berakhir dengan melawan dirinya sendiri. Dia akan
merasa seolah-olah dirinya tidak mengetahui dengan jelas siapa dirinya sendiri
dan apa yang dia inginkan, maka ia akan berkepribadian keras, tidak nyaman,
Jika penolakan menjadi style, dan
orang tidak menyadari ketidaksesuaian dalam dirinya maka kecemasan dan ancaman
muncul akibat dari orang yang sangat sadar dengan ketidaksesuaian itu. Sedikit
saja seseorang menyadari bahwa perbedaan antara pengalaman organismik dengan
konsep diri yang tidak muncul ke kesadaran telah membuatnya merasakan
kecemasan. Rogers mendefinisikan kecemasan sebagai keadaan ketidaknyamanan atau
ketegangan yang sebabnya tidak diketahui. Ketika orang semakin menyadari
ketidaksesuaian antara pengalaman dengan persepsi dirinya, kecemasan berubah
menjadi ancaman terhadap konsep diri yang sesuai. Kecemasan dan ancaman yang
menjadi indikasi adanya ketidaksesuaian diri dengan pengalaman membuat orang
berada dalam perasaan tegang yang tidak menyenangkan namun pada tingkat
tertentu kecemasan dan ancaman itu dibutuhkan untuk mengembangkan diri
memperoleh jiwa yang sehat.
Referensi
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan
: Model-model Kepribadian Sehat. Alih bahasa : Yustinus. Yogya : Kanisius
http://dewilin.blog.com/2010/12/15/teori-kepribadian-carl-rogers/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar